Way Kanan – Kakek renta sebatang kara, hidup dibawah garis kemiskinan. Pria bongkok ini untuk bertahan hidup, sehari-hari hanya membuat sapu lidi dengan penghasilan kurang dari Rp 10rb. Belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah, padahal kediamannya merupakan akses utama menuju Kantor Pemkab Way kanan, yang setiap saat dilalui Bupati dan para pejabat Pemda Way Kanan.
Dia adalah Karjan atau yang akrab disapa mbah Karjan (97), Warga desa Kilo meter delapan, Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan Lampung. Pria sebatang kara dan hidup dalam kemiskinan ini, sama sekali belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah, baik itu BLT atau bantuan Raskin.
Kakek renta ini mengumpulkan pelepah kelapa yang telah jatuh di kebun milik tetangganya, walau terkadang harus berjalan hingga 1km untuk mencapai lokasi, ia lakoni demi sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dengan nafas terengah-engah, helai demi helai daun kelapa kering ia kumpulkan, dia ambil lidinya untuk dijadikan sapu. Kakek bongkok asal Jawa Tengah ini, sehari paling banyak hanya mampu mengupulkan 2 ikat sapu lidi untuk nantinya dijual dengan harga Rp 5rb per-ikat.
Pekerjaan ini telah dilakoni Mbah Karjan sejak tujuh tahun silam, semenjak ia tidak mampu lagi menjadi buruh harian atau pekerjaan lain dengan upah yang layak. Bagi Si Mbah hidup dalam kemiskinan bukan hal yang mesti diratapi, bagi dia tetap berupaya untuk bekerja tidak ingin meminta-minta, karena tidak ingin merepotkan orang lain.
Diusianya menjelang satu abad, semua pekerjaan rumah tangga, Mbah Karjan melakukannya sendiri. Untuk dapat berhemat Ia memasak dengan kayu bakar, bahkan kakek ini tidur di kursi tanpa kasur dan selimut.
Untungnya masih ada tetangga yang baik hati, terkadang dengan rela memberi nasi, Gula, bahkan susu, melihat kondisi Mbah Karjan yang malang. (Aji/Mara)