Jakarta – Legenda sepak bola Belanda Johan Cruyff meninggal dunia pada Kamis, 24 Maret 2016, dalam usia 68 tahun setelah berjuang selama beberapa tahun melawan penyakit kanker.
Pernyataan dari website World of Johan Cruyff menyebutkan bahwa Cruyff, yang mengantar Timnas Belanda runner-up Piala Dunia 1974 di Jerman Barat, meninggal dengan tenang di Barcelona, Spanyol.
“Cruyff meninggal dunia di tengah keluarganya dalam perjuangannya melawan penyakit kanker,” demikian isi pernyataan tersebut.
“Ini sangat menyedihkan dan kami berharap Anda menghormati privasi keluarganya selama mereka berada dalam keadaan bersedih,” lanjut pernyataan tersebut.
Hendrik Johannes Cruijff, begitu nama lengkapnya, lahir di Amsterdam, Belanda, pada 25 April 1947. Dia memulai karier juniornya bersama klub paling hebat di Belanda, Ajax Amsterdam, pada 1957.
Pada 1964 dia masuk tim utama Ajax dan selama 9 tahun dia bermain dalam 240 pertandingan bersama klub ibu kota Belanda itu sebagai striker dan terkadang gelandang serang dengan mencetak 190 gol atau 0,58 gol per pertandingan.
Pada 1973 dia bergabung dengan raksasa Spanyol FC Barcelona. Di klub Katalan tersebut, dia bermain dalam 143 pertandingan dengan kontribusi 48 gol atau rata-rata 0,34 gol per pertandingan.
Pada 1979, memasuki usia 32 tahun, dia berkelana ke Amerika Serikat dan bermian dalam 23 pertandingan untuk Los Angeles Aztecs dengan mencetak 13 gol atau rata-rata 0,57 gol per laga.
Setelah itu, pada 1980 dia bermain untuk klub AS lainnya, Washington Diplomats, sebanyak 30 pertandingan dan mencetak 12 gol atau rata-rata 0,4 gol per pertandingan.
Pada 1981 dia kembali bermain untuk klub Spanyol, kali ini Levante. Dia bermain 10 kali dan menghasilkan 2 gol (0,2 gol per laga).
Selepas itu, dia balik ke negaranya dan kembali main untuk Ajax pada 1981 hingga 1983. Pada periode keduanya ini dia bermain dalam 36 pertandingan dan mencetak 14 gol (0,39 gol per laga).
Cruyff mengakhiri kariernya sebagai pemain bersama rival Ajax, Fejenoord Rotterdam, di mana dia bermain dalam 33 pertandingan dengan catatan 11 gol (0,33 gol per laga) pada 1983 hingga 1984.
Dia adalah tombak tajam Timnas Belanda di Piala Dunia 1974 di Jerman Barat dengan mengantar skuat Oranje menjadi runner up, kalah dengan skor 1-2 dari tuan rumah dalam pertandingan final.
Secara keseluruhan, sepanjang 1966 hingga 1977, Cruyff bermain sebanyak 48 pertandingan untuk Oranje dan mencetak 33 gol atau rata-rata 0,69 gol per pertandingan.
Sebagai pemain, selain runner up pada Piala Dunia 1974 bersama Timnas Belanda, Cruyff juga meraih peringkat ketiga Piala Eropa edisi 1976 untuk negaranya.
Di level klub, sejumlah trofi diraihnya antara lain bersama Ajax delapan kali juara Eredivisie Belanda pada 1966 hingga 1983, lima kali juara Piala Belanda (KNVB Beker) pada 1967-1983, UEFA Intertoto Cup 1968, Piala Eropa (Liga Champions) 3 tahun berturut-turut pada 1971 hingga 1973, Piala Super Eropa 1972, dan Piala Interkontinental (Kejuaraan Dunia Antarklub) juga pada 1972.
Bersama Barcelona, Cruyff meraih trofi juara Divisi Primer La Liga Spanyol musim 1973-1974 dan juara Piala Raja (Copa del Rey) musim 1977-1978.
Kemudian bersama Fejenoord, Cruyff meraih gelar juara Eredivisie Belanda dan Piala Belanda pada musim 1983-1984.
Sebagai pelatih, dia menukangi Ajax pada 1985 hingga 1988. Kemudian selama 8 tahun dia melatih Barcelona yang merupakan masa penting diletakkannya landasan bermain tiki-taka yang berlangsung hingga saat ini, yang asal-muasalnya adalah total football yang dianut Timnas Belanda.
Dia juga sempat menjadi pelatih Timnas Katalunya, yang hendak memisahkan diri dari Spanyol, pada 2009 hingga 2013.
Sebagai pelatih, sejumlah gelar dipersembahkannya untuk Ajax dan Barcelona. Untuk Ajax, dia membawa klub masa kecilnya itu menjuarai Piala Belanda musim 1985-1986 dan 1986-1987 serta UEFA Cup Winners Cup (Liga Europa saat ini setelah dilebur dengan UEFA Cup) edisi 1987.
Untuk Barcelona, Cruyff mempersembahkan empat gelar Divisi Primer La Liga musim 1990-1991, 1991-1992, 1992-1993, dan 1993-1994, Copa del Rey 1989-1990, Piala Super Spanyol 1991, 1992, 1994, Piala Super Eropa 1992, juara Cup Winners Cup 1989 dan runner up 1991, serta runner-up Liga Champions 1993-1994.